Kamis, 07 Februari 2019

Mengenal tentang museum taman prasasti

Museum Taman Prasasti adalah sebuah museum cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda yang berada di Jalan Tanah Abang No. 1, Jakarta Pusat. Museum ini memiliki koleksi prasasti nisan kuno serta miniatur makam khas dari 27 provinsi di Indonesia, beserta koleksi kereta jenazah antik. Museum seluas 1,2 ha ini merupakan museum terbuka yang menampilkan karya seni dari masa lampau tentang kecanggihan para pematung, pemahat, kaligrafer dan sastrawan yang menyatu.






Sejarah

Semula Museum Taman Prasasti yang terletak di Jl. Tanah Abang I ini adalah pemakaman umum bernama Kebon Jahe Kober seluas 5,5 ha dan dibangun tahun 1795 untuk menggantikan kuburan lain di samping gereja Nieuw Hollandsche Kerk, sekarang Museum Wayang, yang sudah penuh. Makam baru ini menyimpan koleksi nisan dari tahun sebelumnya karena sebagian besar dipindahkan dari pemakaman Nieuw Hollandse Kerk pada awal abad 19. Nisan yang dipindahkan ini ditandai dengan tulisan HK, Hollandsche Kerk.
Pada tanggal 9 Juli 1977, pemakaman Kebon Jahe Kober dijadikan museum dan dibuka untuk umum dengan koleksi prasasti, nisan, dan makam sebanyak 1.372 yang terbuat dari batu alam, marmer, dan perunggu. Karena perkembangan kota, luas museum ini kini menyusut tinggal hanya 1,3 ha saja. emula Museum Taman Prasasti yang terletak di Jl. Tanah Abang I ini adalah pemakaman umum bernama Kebon Jahe Kober seluas 5,5 ha dan dibangun tahun 1795 untuk menggantikan kuburan lain di samping gereja Nieuw Hollandsche Kerk, sekarang Museum Wayang, yang sudah penuh. Makam baru ini menyimpan koleksi nisan dari tahun sebelumnya karena sebagian besar dipindahkan dari pemakaman Nieuw Hollandse Kerk pada awal abad 19. Nisan yang dipindahkan ini ditandai dengan tulisan HK, Hollandsche Kerk.
Pada tanggal 9 Juli 1977, pemakaman Kebon Jahe Kober dijadikan museum dan dibuka untuk umum dengan koleksi prasasti, nisan, dan makam sebanyak 1.372 yang terbuat dari batu alam, marmer, dan perunggu. Karena perkembangan kota, luas museum ini kini menyusut tinggal hanya 1,3 ha saja.



Manfaat Berkunjung Ke Museum Taman Prasasti

Deangan berkunjung ke Museum Taman Prasasti ini, Anda akan mendapatkan beberapa manfaat yang bisa juga diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Adapun beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan adalah sebagai berikut:
  1. Anda bisa mengingat akan sebuah kematian sehingga dapat menjalani hidup sebaik mungkin dan tidak lupa dengan sang pencipta.
  2. Kemudian Anda juga dapat mengerti dan memahami tentang sejarah dari Museum ini sehingga juga mendapatkan banyak sekali pengetahuan dan wawasan.

Objek Yang Dapat Dilihat Di Museum Taman Prasasti







Museum Taman Prasasti ini sendiri memiliki beberapa objek yang dapat dilihat, contohnya saja seperti beberapa koleksi prasasti, kemudian juga nisan dan kereta jenazah antik. Untuk bisa melihat beberapa objek tersebut Anda memang sebaiknya melihat papan informasi lebih dulu mengingat luasnya cukup besar.
Pada papan informasi tersebut terdapat beberapa informasi secara singkat yang mana menjelaskan tentang nisan dan juga prasasti dari tokoh penting, kemudian juga terdapat denah museum, namun memang tidak dilengkapi dengan nama – nama, dan berikut ini adalah beberapa penjelasan singkatnya:
1. Pada Area J, di area museum ini terdapat makam pualam yang mana mempunyai hiasan sebuah buku, dan nisan tesebut merupakan milik Dr.H.F.Roll. Beliau ini merupakan seorang pendiri sebuah sekolah dokter pada masa Hindia Belanda yang terbilang sangat terkenal, yaitu School Tot Opleiding Ban Inlandsche Artsen, dan biasanya dikenal dengan STOVIA. STOVIA ini sendiri juga menjadi sebuah cikal bakal dari Fakultas kedokteran di Universitas Indonesia.
Kemudian pada area agak sudut, terdapat dua buah peti jenazah yang mana disimpan di dalam sebuah kotak mika transparan. Peti jenazah tersebut dulunya digunakan untuk membawa jenazah Ir. Soekarno dan juga Drs. Mohammad Hatta. Dan karena keduanya muslim, maka peti jenazah tersebut tidak ikut dikuburkan.
2. Area I, pada area I dulunya Museum ini memang merupakan sebuah pemakaman, tetapi untuk sekarang ini jenazah – jenazah yang dikuburkan sudah dipindahkan serta disebar ke beberapa pemakaman yang lainnya. Bebeapa tulang jenazah tersebut sementara disimpan pada bangunan, dan bangunan tersebut disebut dengan Rumah Tulang.
Bangunan tersebut pada dasarnya merupakan sebuah makam keluarga dari A.J.W Van Delden, yang merupakan seorang juru tulis di Indonesia Timur dan juga pernah menjabat sebagai ketua perdagangan VOC.
Menurut informasi yang memang masih simpang siur, karena terdapat makam di mana atasnya terdapa pohon yang sanga besar, dengan demikian tidak bisa dibongkar. Jadi nisan ini konon dipercaya masih menyimpan dari jenazah Kapiten Jas, dimana makamnya tersebut diyakini dapat memberikan kesuburan, kemakmuran, kebahagiaan dan juga keselamatan.
3. Area G, pada area G ini juga terdapat replika tembok peringatan Pieter Erberveld yang merupakan seorang keturunan dari Belanda-Siam dimana memiliki rencana untuk berontak serta melakukan makar di pemerintahan Hindia Belanda, dengan cara menggalang dukungan kaum pribumi.
Namun sayang, rencananya tersebut diketahui sehingga dirinya ditangkap kemudian dihukum mati dengan kedua tangan dan juga kakinya ditarik 4 ekor kuda. Pada atas tembok tersebut dulunya ditancapkan penggalan dari kepala Pieter kemudian di dindingnya dipasang prasasti.
Sedangkan pada belakang Area G ini terdapat sebuah patung Pastur Herikus Van Der Grinten yang mana berdiri pada atas tugu yang berwarna cokelat. Dirinya merupakan seorang pastur ternama (pada masanya) di Batavia, serta sangat disayangi banyak orang karena memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi.
4. Area H, di area H ini terdapat sebuah nisan sederhana yang merupakan milik seorang arsitek yang berkebangsaan Belanda yang bernama Marius J.Hulswit. Selain itu juga terdapat bebeapa patung bidadari. Kemudian juga terdapat batu nisan yang mana dibangun di atas pondasi dengan bentuk segi delapan, nisan tersebut milik Olivia Mariamne Raffless yang merupakan istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffless yang juga merupakan pendiri Kebun Raya Bogor.
Kemudian juga terdapat nisan milik Elisabeth Adriane Roseboom yang merupakan istri Jeremias Schill yang dulunya merupakan pemilik Sekolah Santa Maria.
Selain itu juga terdapat nisan dengan ukuran yang cukup lebar, yang merupakan milik Marisa, dimana merupakan seorang wanita yang berasal dari suku Jawa dan dinikahi A.Schultheiss. Nisan tersebut dibuat untuk mengingat jika masa itu sebagian besar wanita pribumi hanya dijadikan sebagai simpanan.
5. Selain itu juga terdapat sebuah monumen yang serupa dengan obelisk dimana merupakan nisan dari Direktur Jenderal Finansial Hindia Belanda yang bernama L.Launy, dimana meninggal karena dirinya terjatuh dari kuda.



Jam Operasional Dan Harga Tiket Masuk

Sedangkan untuk jam operasionalnya sendiri adalah hari Selasa sampai dengan hari Minggu buka pukul 09.00 sampai dengan 15.00. Sedangkan di hari Senin dan juga hari libur nasional Museum Taman Prasasti ini tutup. Untuk harga tiket masuknya sendiri adalah untuk dewasa Rp 5.000,-, kemudian mahasiswa Rp 3.000,- dan pelajar Rp 2.000,-.

Untuk melihat lebih detail dalam bentuk video: